Sobat JOSH (JOmblo Sampai Halal) dan Sobat JOSH (Jadilah Orang Shalih yg Hebat)
Be t'BEST (Belajar tuk' BEnahi ShalaT kita) yuk,....
Di antara hal yang berkaitan dengan shalat yang harus diperhatikan
dengan serius dan tidak boleh diremehkan adalah permasalahan lurus dan
rapatnya shaf (barisan dalam shalat).
Mengapa demikian?
Karena ancamannya pun tidak sembarangan, yakni
ancaman bagi yang tidak meluruskan shaf. An-Nu’man bin Basyir, beliau
berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda (artinya),
“Benar-benar kalian luruskan shaf-shaf kalian atau (kalau tidak), maka sungguh Allah akan memalingkan antar wajah-wajah kalian (menjadikan wajah-wajah kalian berselisih).”(HR. Al-Bukhariy no.717 dan Muslim 436)
Dalam satu riwayat milik Al-Imam Muslim disebutkan,
“Bahwasanya
Rasulullah biasa meluruskan shaf-shaf kami seakan-akan beliau sedang
meluruskan anak panah sehingga apabila beliau melihat bahwasanya kami
telah memahami hal itu, yakni wajibnya meluruskan shaf (maka beliaupun
memulai shalatnya, pent). Kemudian pada suatu hari beliau keluar, lalu
berdiri sampai hampir-hampir beliau bertakbir untuk shalat, tiba-tiba
beliau melihat seseorang yang menonjol sedikit dadanya, maka beliaupun
bersabda,
“Wahai hamba-hamba Allah, benar-benar kalian luruskan shaf-shaf kalian atau (kalau tidak) maka Allah sungguh akan memalingkan antar wajah-wajah kalian.”
Di dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sangat menekankan agar meluruskan shaf di dalam shalat dengan sabdanya,
“Benar-benar kalian luruskan shaf-shaf kalian atau (kalau tidak), maka sungguh Allah akan palingkan antar wajah-wajah kalian.”
Para ulama berbeda pendapat tentang makna “berpalingnya atau
berselisihnya wajah”.
Sebagian mereka berpendapat, bahwasanya maknanya adalah sungguh Allah
akan memalingkan antar wajah-wajah mereka dengan memalingkan sesuatu
yang dapat dirasakan panca indera, yaitu dengan memutar leher, sehingga
wajahnya berada dibelakangnya, dan Allah subhanahu wa ta’ala Maha Mampu
atas segala sesuatu.
Dialah Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah menjadikan sebagian keturunan
Nabi Adam (yaitu Bani Israil) menjadi kera, di mana Allah subhanahu wa
ta’ala berkata kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina” (QS.
Al-Baqarah: 65) maka jadilah mereka kera.
Maka Allah mampu untuk memutar leher manusia sehingga wajahnya berada
di punggungnya, dan ini adalah siksaan yang dapat dirasakan panca
indera.
Adapun ulama yang lain berpendapat, bahwa yang dimaksudkan
perselisihan di sini adalah perselisihan maknawiyyah, yakni
berselisihnya hati, karena hati itu mempunyai arah, maka apabila hati
itu bersepakat terhadap satu arah, satu pandangan, satu aqidah dan satu
manhaj, maka akan didapatkan kebaikan yang banyak. Akan tetapi
sebaliknya apabila hati berselisih maka ummat pun akan berpecah belah.
Sehingga yang dimaksud perselisihan dalam hadits ini adalah
perselisihan hati, dan inilah tafsiran yang paling shahih/benar, karena
terdapat dalam sebagian lafazh hadits, “atau sungguh Allah akan
palingkan antar hati-hati kalian.”
Dengan alasan inilah, maka yang dimaksud dengan sabda beliau, “atau
sungguh Allah akan palingkan antar wajah-wajah kalian”, yakni cara
pandang kalian, yang hal ini terjadi dengan berselisihnya hati.
Bagaimanapun juga, di dalam hadits ini terdapat dalil akan wajibnya
meluruskan shaf, dan bahwasanya wajib atas para makmum untuk meluruskan
shaf-shaf mereka, dan kalau mereka tidak meluruskan shafnya, maka
sungguh mereka telah mempersiapkan diri-diri mereka untuk mendapatkan
siksaan dari Allah subhanahu wa ta’ala, wal’iyaadzu billaah.
Pendapat ini yaitu wajibnya meluruskan shaf adalah pendapat yang
benar, sehingga wajib atas imam-imam shalat agar memperhatikan shaf,
apabila didapatkan padanya kebengkokan atau ada yang sedikit maju atau
mundur, maka para imam tersebut harus memperingatkan mereka agar
meluruskan shafnya.
Akan tetapi, sungguh amat disesalkan, sekarang engkau akan dapati
para makmum tidak mempedulikan masalah meluruskan shaf, yang satu agak
maju ke depan, yang satu lagi agak mundur ke belakang, tidak peduli akan
lurusnya shaf.
Kadang-kadang mereka lurus pada raka’at pertama, kemudian ketika
sujud muncullah kesenjangan, yang satu agak maju dan yang lain agak ke
belakang, dan mereka tidak meluruskan shaf pada raka’at kedua, bahkan
mereka tetap seperti itu tidak meluruskan shaf di raka’at kedua dan
seterusnya, ini adalah kesalahan.
Yang lebih mengherankan dari semuanya itu adalah ketika ada
seseorang yang paham akan wajibnya meluruskan shaf, dia bertindak
sebagai imam, maka diapun melaksanakan petunjuk Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yaitu memeriksa para makmum dan memerintahkan
mereka untuk meluruskan shaf, maka engkau akan dapati sebagian makmum
tersebut enggan, tidak mau lurus dan rapat. Bahkan ada yang menonjol
maju ke depan atau mundur ke belakang, ataupun kaki-kaki mereka tidak
rapat antara satu dengan lainnya. Dalam keadaan mereka sudah mengetahui
hadits di atas. Wallaahul Musta’aan.
Semoga Allah Tabaraka Wa Ta’ala menunjuki semua kaum
muslimin agar menjadi orang-orang yang taat kepada-Nya dan kepada
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana sifat
orang-orang mukmin yang baik adalah sami’naa wa atha’naa (kami
mendengar dan kami taat), bukan sami’naa wa ‘ashainaa (kami
mendengar dan kami melanggarnya).
Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwasanya di antara petunjuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bahwa beliau senantiasa
memeriksa shaf, meluruskan dan merapatkan shaf. Kalau masih ada yang
belum lurus atau belum rapat maka beliaupun meluruskannya bahkan
mengancam -sebagaimana kisah di atas- kepada orang yang maju sedikit
dari shafnya dengan ancaman ini, “Benar-benar kalian luruskan
shaf-shaf kalian atau (kalau tidak) maka sungguh Allah akan memalingkan
antar wajah-wajah kalian.”
Petunjuk ini harus diteladani oleh para imam shalat agar memeriksa,
mengatur dan meluruskan shaf para makmum. Semoga Allah memberikan
hidayah kepada kaum muslimin agar meluruskan shaf shalat mereka.
-Allahua’lam-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar